Video

Albanna dari kacamata Ahmad Saiful Islam

Wednesday, July 22, 2009

Ahmad Saiful Islam Al Banna, merupakan orang yang paling tepat untuk berbicara tentang Imam Hasan Al Banna. Ada banyak alasan tentang hal ini. Pertama, ia adalah anak kandungnya, dan secara langsung merasakan sentuhan pendidikan Al Banna selama 14 tahun di rumah. Kedua, Saiful Islam adalah kader dakwah Al Ikhwan yang hingga kini masih aktif bergerak bersama organisasi dakwah yang didirikan ayahnya. Ketiga, peranan dakwah Saiful Islam yang terasa manfaatnya dalam rangka membangun umat Islam khusunya di Mesir, kerana ia pernah menjadi anggota legislative Mesir. Ia pernah juga dipenjara selama dua puluh lima tahun oleh penguasa Mesir Jamal Abdul Nasir. Ada pepatah Arab yang menyebutkan “Anak seekor singa adalah singa juga”. Ahmad Saiful Islam memiliki segala sifat ayahnya.

Berikut petikan wawancara yang diterbitkan oleh ikhwanonline.com

- Bagaimana kisah tentang hal masa kecil Al Banna yang Anda tahu dari cerita-cerita datuk anda kepada Anda?


Di antara cerita yang disampaikan datuk ketika ayah masih kecil, Ayah suatu hari jumaat pernah didapati hilang. Keluarga mencari ayah tapi usaha itu tidak berhasil. Ayahku Hasan Al Banna tetap tidak dapat ditemukan. Akhirnya, ada salah seorang keluarga yang menyarankan agar mencuba membuka pintu masjid dan melihat-lihat ruangan masjid, siapa tahu Hasan Al Banna ada di sana. Ternyata benar, mereka mendapati ayahku Hasan Al Banna ada di mimbar masjid. Saat ditemui, ayah sedang berkhutbah di mimbar masjid yang kosong dari jamaah solat setelah usai solat jumaat. Ayah rupanya ketika itu meniru datuk Syaikh Ahmad Abdurrahman Al Banna rahimahullah, yang sebelumnya menjadi khatib di masjid itu saat solat jumaat.

Peristiwa ini seolah menjadi sebahagian dari persiapan Allah swt, kepada ayah. Untuk menjadi orang yang memperjuangkan dakwah Islamiyah. Saya juga ingat, suatu saat ayah menyampaikan khutbah di tahun 1946, dalam rangka memperingati kematian pemimpin al akh Musthtafa Kamil yang juga sebagai kader Al Ikhwan Al Muslimun yang banyak peranan dakwah yang disumbangnya. Ketika itu, ayah mengatakan, “Pemimpin itu ada tiga kategori: Pemimpin yang mencetak dirinya, pemimpin yang diciptakan oleh zuruuf (keadaan/situasi), dan pemimpin yang diciptakan oleh Allah swt.” Menurutku, ayah adalah kategori pemimpin yang ketiga.”

- Sejauh mana peranan datuk dalam memberi pengenalan Anda terhadap ayah?

Ya, Pembicaraan dan cerita datuk tentang ayah itu meniggalkan kesan mendalam dalam jiwa saya. Bagaimana datuk menyatakan keinginannya agar saya memanfaatkan semaksima mungkin perpustakaan peninggalan ayah. Bagaimana datuk juga mengarahkan saya untuk belajar ilmu syariat Islam. Dan itu pula yang mendorong saya hingga saya melanjutkan pendalaman ilmu syariah di Fsayalti Darul Ulum. Jadi, memang perpustakaan yang ditinggalkan ayah sangat mempengaruhi perkembangan fikiran dan jiwa saya, termasuk juga memberi kedalaman pengenalan saya lebih jauh kepada ayah. Sehingga tepat kalau ada ungkapan yang berbunyi, “Jika engkau ingin mengenal seseorang, kenalilah dari buku-buku perpustakaannya.”

Buku-buku yang tersusun di perpustakaan ayah memberi banyak informasi yang menjadi cermin bagaimana sosok ayah, bagaimana pemikirannya dan bagaimana gerakan dakwahnya. Dalam buku-buku perpustakaan itu ada buku-buku khusus yang berbicara tentang keadaan dunia Islam seluruhnya. Ada pula buku-buku khusus tentang pelbagai gerakan perlawanan Islam. Bahkan berbagai buku kemahiran dan profesion tertentu. Ayah memang banyak mendorong kami anak-anaknya untuk cinta membaca. Ayah memberikan sebuah loker khusus untuk saya agar banyak membaca, dan menambahkan wang saya untuk saya sebanyak 50 qirsy yang seluruhnya dimanfaatkan untuk membeli buku. Saya membeli banyak buku dengan wang itu, dan saya susun buku-buku itu dalam sebuah loker khusus. Dalam banyak tulisannya, ayah kerap menekankan pentingnya memiliki perpustakaan sendiri di rumah setiap keluarga Islam, meskipun perpustakaan itu sederhana saja.

Saya memperhatikan kehidupan ayah dari pelbagai bahan dan catatan peribadinya. Dari sana saya menemukan banyak sisi-sisi peribadi ayah dan juga bagaimana titipan catatan sastera yang begitu indah. Selain itu, saya juga sengaja banyak mendengarkan apa kenangan para ikhwan yang banyak berinteraksi dengan ayah. Ada banyak buku yang di kisahkan mereka tentang ayah. Termasuk di antaranya adalah sebuah buku yang ditulis pemimpin ketiga Al Ikhwan Umar Tilmitsani rahimahullah. Dan ayah, sebagaimana sering dikatakan orang, seluruh buku-buku yang ditulisnya mudah difahami oleh pembaca samada orang-orang awam biasa dan mahupun tokoh ilmiah. Tulisan-tulisan ayah juga menarik peneliti untuk diteliti isi pemikiran di dalamnya.

- Jika demikian, berarti Anda mempunyai pengenalan yang sungguh mendalam tentang Hasan Al Banna?

Tidak sangat mendalam, bahkan saya merasakan saya belum banyak mengenalnya. Pengenalan saya dengan ayah boleh dikatakan sangat terbatas.

- Kenapa?

Saya yakin, ayah adalah sosok manusia Rabbani. Beliau dikurniakan Allah swt., sebagai kemampuan dan kapasiti. Lalu kurnia itu juga diberikan Allah dalam bentuk menumbuhkan keikhlasan dalam dirinya untuk bekerja hanya kerana Allah. Allah swt., memberi keutamaan kepada ayah hingga darjat ini. Dari paradigma seperti ini, maka saya yakin tidak ada yang lebih mengenal kemampuan Hasan Al Banna kecuali Allah swt., yang telah menganugerahi banyak kekuatan kepadanya.

Saya yakin bahawa Al Banna adalah sosok manusia Rabbani yang dihasilkan dari perjalanan pengalaman dirinya. Di masa-masa akhir hidupnya. Ayah mengumpulkan saya dan seluruh saudara mara saya lalu di sana ia menyampaikan wasiatnya dengan tegas sekali. Sebelum itu, ayah sudah memberikan kepada saya sejumlah buku untuk saya baca. Dari buku-buku itu kemudian saya dapat mengerti banyak kandungan makna yang belum sempat disampaikan ayah kepada saya.

Apa yang disampaikan ayah dalam wasiatnya ketika itu, benar-benar terjadi. Saya banyak menghadapi berbagai peristiwa yang membuat saya bimbang. Tapi dalam wasiatnya itu, saya mendapatkan jawaban apa yang harus kita laksanakan. Saya sangat menjaga untuk tetap merealisasikan wasiat ayah sehingga itulah yang kemudian menjadi sebahagian pemikiran dan tindakan yang menyelamatkan saya.

- Dalam waktu singkat, ayah Anda mendirikan sebuah gerakan Islam terbesar. Beliau menjadi pembaharu dalam Islam di abad keempat belas Hijriyah. Bolehkah Anda menyampaikan kepada kami, sisi-sisi keperibadiannya?

Ini pertanyaan yang memerlukan jawapan panjang. Mungkin saya dapat menyampaikan sebahagian dari hal itu. Antara lain, ayah pada awalnya datang berinteraksi dengan masyarakat Mesir, dunia Arab dan Islam dengan melaksanakan dakwah yang bermanfaat bagi umat ini. Sedikit saja orang yang upaya melakukan dakwah ini seorang diri. Sejak masa pertumbuhannya beliau sudah menjelaskan perlawanan terhadap penjajahan barat terhadap peradaban Islam. Sejak usia muda ia sudah menyatakan bahawa ia akan menentang penguasaan asing terhadap banyak lokasi di dunia Islam. Tidak ada yang mengarahkan beliau untuk memiliki sikap seperti itu, kecuali keimanannya yang mendalam kepada Allah swt., dan jihadnya di jalan dakwah ini. Ketika itu, khilafah Utsmaniyah telah rapuh, hingga akhirnya tumbang. Barat memanfaatkan kesempatan ini untuk menancapkan kukunya di banyak wilayah Arab dan dunia Islam. Saat itulah, Hasan Al Banna datang untuk membangkitkan kembali dakwah Al Ikhwan Al Muslimun untuk menghadapi semua situasi itu. Usaha Barat terhadap dunia Islam itu sedikit banyak berhasil digagalkan oleh dakwah Al Ikhwan, meski tanpa dukungan negara asing, tanpa dukungan dana, tanpa sikap fanatik kelompok. Ini merupakan contoh istimewa yang muncul dari kekuatan iman kepada Allah swt. Dari sini pula, kita memahami perkataan Al Imam Hasan Al Banna, “Jika telah ada seorang mukmin, berarti telah ada pula bersamanya berbagai alasan untuk berhasil,” Kerana itu juga, Al Imam Hasan Al Banna mengkader sebuah generasi baru di Mesir untuk memerangi penjajahan Inggeris ketika itu dan berperang mengusir pendudukan Zionis Israel di Palestin. Itulah yang kemudian memberi perubahan mendasar dalam sejarah Mesir.

Kedua, keperibadian Hasan Al Banna yang memiliki banyak kemampuan dan potensi unik dalam satu-satu keadaan. Sangat jarang seorang individu yang memiliki keragaman penguasaan terhadap berbagai disiplin ilmu dan potensi. Hasan Al Banna adalah sosok yang jiwanya sentimental tapi di sisi lain ia juga orang yang realistik dalam memandang berbagai persoalan. Beliau adalah sosok konseptualis dan sekaligus sosok praktis. Begitulah. Semua ini menjadikan Hasan Al Banna yang memiliki kedalaman pemikiran yang sungguh baik. Apalagi, kehidupannya semuanya merupakan langkah yang satu dari awal hingga akhir di jalan dakwah Islam. Hasan Al Banna mengerahkan semua kemampuan dirinya, lisan, tulisan, tenaga, dan dakwahnya untuk garis dakwah Islam sampai ia di jemput syahid. Beliau memang sosok rabbani yang memang dipersiapkan oleh Allah swt. Allah swt., menyelamatkannya untuk tidak terjerumus pada ragam perselisihan madzhab sebelum datangnya dakwah Rabbani yang dibawanya.
Apa yang dipersembahkan Al Banna semuanya merupakan contoh dan qudwah.

Ketiga, kebersihan Al Banna sebagai pemimpin politik dan pemimpin gerakan Islam sebagai sosok pemimpin ideal yang bersih. Pelbagai analisa, khususnya dokumen penjajah Inggeris yang menyatakan kekhuatirannya atas sepak terjang Hasan Al Banna bersama gerakan Al Ikhwan Al Muslimun. Ini merupakan indikator yang sangat jelas menerangkan ketulusan perjuangan yang diusung Hasan Al Banna.

- Bagaimana Al Banna mampu dengan mudah masuk dalam hati ramai manusia dan meyakinkan orang lain dengan pemikiran dakwahnya?

Ayahku, semoga Allah merahmatinya, adalah seorang khatib. Cukup Anda ketahui bahawa khutbah sebelumnya diolah hanya dengan membaca buku-buku tradisional, yang isinya sama sekali tidak relevan dengan situasi dan realiti masyarakat. Ketika Al Banna datang dan muncul sekolah-sekolah Al Ikhwan dengan kaedah baru dalam khutbah, muncullah kaedah yang dapat menghimpunkan antara agama dan politik, antara tuntunan agama dengan realiti dan permasalahan masyarakat. Kerana itulah boleh dikatakan bahawa Al Ikhwan sebenarnya adalah sekolah khutbah. Sebagaimana khutbah yang disampaikan para Ikhwan tidak hanya untuk orang-orang Al Azhar saja tapi telah masuk ke pelbagai universiti ketika itu.

Saya masih ingat sebuah majalah pernah mengadakan kajian undian di tahun 1974, tentang khatib yang paling digemari masyarakat. Ketika itu, nama Al Banna menempati posisi pertama dalam undian tersebut.

- Bagaimana hubungan Al Banna dengan para kader dakwah?

Hasan Al Banna sangat mencintai para ikhwan dan memberikan mereka kecintaan yang bergelora. Beliau sangat mengapresiasi dan menghormati semua ikhwan kerana keterkaitannya dengan dakwah, janji mereka pada dakwah, kesiapan mereka untuk berkorban di jalan dakwah. Ini jelas sekali terlihat dari banyak buku-buku di tulisannya. Ia banyak memuji generasi pertama dari jama’ah ini yang telah mengabdikan semua kemampuan mereka untuk kepentingan dakwah. Dalam salah satu tulisannya, beliau mengatakan “….Dengan sikap inilah, yang mengingatkan engkau dengan para sahabat Rasulullah saw, dakwah Al Ikhwan Al Muslimun berdiri….”

Saya sebutkan contoh kecintaan dan penghormatan beliau terhadap para ikhwan, yang saya lihat sendiri. Saat datang seorang utusan dari Majalah Mushawwir tahun 1946 untuk mengadakan sebuah temuramah dengan tema “Satu Hari dalam Kehidupan Hasan Al Banna”. Wartawan mengambil foto Al Banna sesukanya dan ketika itu telefon rumahnya berdering dan seorang Ikhwan membawakan gagang telefon kepada beliau. Beliau segera menolak pengambilan foto ketika itu dan meminta agar foto yang sudah diambil tidak disebarluaskan. Ayah bahkan menuliskan sambutan di majalah tersebut dengan menegaskan bahawa dalam Al Ikhwan tidak ada posisi pemimpin dan pasukan. “Semua kita adalah pasukan di jalan Allah,” ujar ayah.

Sebagaimana, ayah juga terbukti tulus dan jujur saat harus menghadapi lawan pemikirnya. Ayah sangat menjaga perkataan dengan mereka. Tidak ada ungkapan yang kasar tercatat dalam buku-buku Al Banna. Ketika ada sebahagian Ikhwan yang mengkritik sikapnya yang lembut terhadap orang yang menentangnya, ayah menuliskan sebuah naskah yang menegaskan bahawa bagaimanapun seorang muslim harus berpegang pada sikap seperti ini.

- Terakhir, bagaimana menurut Anda sikap Al Banna di rumah, terkait Anda sebagaimana anaknya yang hidup bersamanya selama 14 tahun?

Ayah adalah pemimpin rumah tangga ideal yang tidak melalaikan hak-hak keluarga. Awal makalah yang ditulisnya “Dakwah adalah Kewajiban”, dan makalah keduanya bertajuk “Kepada Siapa Dakwah ini Diserukan?” Dalam makalah itu ditegaskan bahawa keluarga adalah nombor satu objek dakwah yang harus diperhatikan. Ayah melandaskan hal itu pada firmah Allah swt “Wa andzir asyiiratakal aqrabiin…”
Dan berilah peringatan pada keluarga kalian yang dekat..”



0 comments:

 
Tarbiyah Pewaris © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum