Al Banna pernah berkata, “ Tidak seorang pun di antara kita yang tahu, baru berapa malam yang kita gunakan untuk memikirkan umat, atau baru berapa peratus kehidupan kita yang kita gunakan untuk kemaslahatan umat, memecahkan serta mencari penyelesaian permasalahan yang sedang mereka hadapi. Mencarikan ubat ketika mereka di timpa wabak penyakit hati. Pernahkah kita memikirkan mereka sehingga air mata kita berlinang?
Kenyataan ini menyebabkan diri sang para da’ie merasa lelah dan gementar dengan prestasi diri dan amal nyatanya selama ini. Bimbang barangkali usaha dakwah yang sedang kita lakukan hanya dalam keadaan santai dan ber”aircond”, hinggakan masa yang kita berikan juga begitu santai dan dalam keadaan ”suka-suka” bila kita perlu berikan mengikut kehendak dan kemahuan kita. Kadang-kadang kita mencari helah untuk tidak turun ke medan amal dek kerana kepenatan mencari rezeki.
Tatkala diri kita disibukkan oleh hal-hal yang bersifat individu, orang lain diam membisu dan melarut dalam kebatilan, hanya duduk-duduk di café berhawa dingin menuruti panggilan kehancuran. Jika kita menghampiri dan bertanya kepada mereka apa yang menyebabkan mereka berada di situ, mereka akan menjawab sekadar mengisi kekosongan waktu dan melupakan kelelahan dan kepenatan bekerja dan melupakan seketika kegawatan dan kesusahan yang dilalui. Terkadang juga kita akan melihat mereka boleh berubah-rubah watak, sekejab mereka boleh menjadi ahli politik, sekejap mereka bertukar menjadi pakar ekonomi, sekejap mereka menjadi pakar jurulatih bolasepak, malahan mereka juga boleh berubah watak menjadi seorang hakim dan boleh menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Begitulah realitinya masyarakat menghabiskan waktu mereka.
Al Banna mengatakan, “Sesungguhnya orang yang menghabiskan waktunya sama sahaja membunuh dirinya kerana hakikatnya waktu adalah kehidupan.”
Dalam salah satu pesanan Al Banna kepada kita adalah “ Hendaknya anda selalu bertaubat dan memohon ampunan Allah swt. dan menjaga diri agar jangan sampai melakukan dosa baik dosa besar, mahupun dosa kecil. Sebelum tidur hendaknya anda menyempatkan waktu barang sejenak untuk muhasabah diri apa yang telah anda lakukan, baik perkara yang terpuji ataupun tercela.”
Al Banna juga menyebut, “ Hendaklah anda benar-benar dapat mengatur masa anda kerana waktu adalah kehidupan. Jadi jangan sekali-kali anda mensia-siakan waktu walau hanya sedetik kerana waktu adalah kehidupan. Hendaklah anda menjauhi hal-hal yang syubhat agar tidak terperosok ke dalam perkara yang diharamkan.”
Mari kita melihat satu kisah bagaimana Al Banna memanfaatkan waktunya. Pada suatu ketika Al Banna di minta oleh sebuah forum pemuda untuk membedah sebuah buku yang berjudul ” Masa Depan Kebudayaan Mesir” karangan Tha Hussein. Pada ketika itu beliau hanya di beri 5 hari untuk membuat persiapan. Kata Al Banna pada saat itu. ” Saya tidak boleh menolak undangan tersebut, sedangkan saya tidak mempunyai waktu untuk membaca kandungan dalam buku tersebut. Saya hanya dapat membacanya ketika dalam perjalanan pulang dan pergi ke tempat saya mengajar. Untunglah buku tersebut tidak terlalu tebal. Namun begitu, saya harus menanda dengan coretan-coretan pada perenggan-perenggan penting. Akhirnya kurang dari lima hari saya sudah dapat menyelesaikannya.”
Dr. Muhammad Mahmud Abu as-Saud pernah menceritakan tentang kenangannya bersama Al Banna. ”Pada suatu hari, Imam Al Banna berkata kepada saya, ’pergilah kamu menemui si A, katakan kepadanya bahawa saya ingin menyelesaikan satu urusan dengannya. Jangan lupa kamu singgah di rumah si B untuk mengingatkannya agar ia melaksanakan pekerjaan yang telah dijanjikan. Jangan lupa juga untuk memaklumkan kembali orang yang bertanggungjawab menyelesaikan masalah si C.
Saya kemudian pergi dan kembali lagi ke pejabat tempat Al Banna berada untuk melaporkan apa yang telah saya kerjakan. Setibanya di pejabat, selonggok pekerjaan ternyata telah menanti dan menuntut saya untuk kembali bekerja. Hubungi, kerjakan, uruskan masalah si A, masalah si B, si C dan sebagainya.
Saya kemudian bertanya kepada, ”Syeikh, mengapa urusan sebanyak ini tidak engkau berikan kepada beberapa orang?”
Hasan Al Banna menjawab, ” Mahmud, hanya orang yang sibuk yang mampu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya.”
Satu kisah lagi diceritakan oleh Ustaz Lasyin Abu Syanab bagaimana Al Banna menguruskan waktunya. ” Ustaz Lasyin berkata, ”Al Banna sangat menghargai waktu. Di sela-sela kesibukannya dan di tengah-tengah kesibukannya merealisasikan misi cita dakwah dan perjuangannya, Al Banna masih memiliki kesempatan untuk menulis segala sesuatu tentang perkembangan anak-anaknya. Bahkan ketika ia meninggal dunia, ia sedang dalam proses menyiapkan biografi anak perempuannya yang bernama Wafa’. Ia juga menyimpan bungkusan yang berisi nama-nama keluarganya untuk memudahkannya menyusun jadual ziarah bagi mereka.”
Video
Labels:
Bicara Abu Riduan (Moderator)
Waktu Dalam Kehidupan Hasan Al Banna
Abu Ridhwan
Wednesday, October 8, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
- Abu ‘Ashim Hisyam bin Abdul Qadir ‘Uqdah (1)
- As-Syahid Dr. Abdul Aziz Al-Rantisi Dalam Kenangan (1)
- Asy Syahid Syeikh Yusof Hawasy (1)
- Bicara Abu Riduan (Moderator) (6)
- Dr. Muhammad Badi’ Abdul Majid Saamy (7)
- Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar (1)
- Iltizam (7)
- Imam Syahid Syaikh Hasan Al-Banna (29)
- Imam Syahid Syeikh Sayyid Qutb (6)
- Ir. Muhammad Khairat Syatir (2)
- Kenyataan IM (4)
- Khutbah (1)
- Komentar (2)
- Muhammad al-Ma'mun al-Hudhaibi (1)
- Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun (22)
- Palestin Di Hati (8)
- Pandangan Tokoh dan Ulama (3)
- Ramadhan Kareem (4)
- Risalah Dakwah Ikhwan (4)
- Silibus Halaqah (7)
- Syeikh Abbas Asisi (4)
- Syeikh Abdul Hamid Al Bilali (1)
- Syeikh Abul A’la Maududi (7)
- Syeikh Ahmad Saiful Islam Al Banna (1)
- Syeikh as-Syahid Dr. Abdullah Azzam (1)
- Syeikh Dr Ali Abdul Halim Mahmud (2)
- Syeikh Dr. Abdul Karim Zaidan (1)
- Syeikh Dr. Abdullah Nasih `Ulwan (5)
- Syeikh Dr. Fathi Yakan (12)
- Syeikh Dr. Hammam Said (1)
- Syeikh Dr. Majdi AlHilali (1)
- Syeikh Dr. Mustafa al-Siba'iyy (1)
- Syeikh Dr. Musthofa As-Sibaai' (2)
- Syeikh Dr. Sayyid Nuh (2)
- Syeikh Dr. Yusuf Qaradawi (9)
- Syeikh Hamzah Abbas Mansour (1)
- Syeikh Hasan Al-Hudaibi (3)
- Syeikh Jumaah Amin Abdul Aziz (1)
- Syeikh Muhammad Abdul Hamid Ahmad (1)
- Syeikh Muhammad Abdullah al Khatib (1)
- Syeikh Muhammad Ahmad Ar-Rasyid (3)
- Syeikh Muhammad Al-Ghazali (2)
- Syeikh Muhammad Mahdi Akif (17)
- Syeikh Muhammad Qutb (2)
- Syeikh Mustafa Masyhur (19)
- Syeikh Sa'id Hawwa (1)
- Syeikh Sayyid Sabiq (1)
- Syeikh Umar Tilmisani (1)
- Tafsir Al Quran (1)
- Tarbiyah Ikhwan (6)
- Tawakkul Karman (1)
- Tokoh (1)
- Tokoh Ikhwan (2)
- Yusuf Thala’at (1)
- Zaynab Al Ghazali (2)
Tarbiyah Pewaris
Salam Abu Riduan, begitu TELITI nya Imam al-Banna dalam mengurus kehidupan sehariannya. Jauh berbeza dengan saya. Tidak sibuk, tetapi tidak banyak KERJA yang produktif yang mampu kita laksanakan. Terima kasih atas penulisan yang bermakna ini. Saya mulai FAHAM kata-kata ini : "HANYA orang yang SIBUK mempunyai WAKTU/MASA."
Wallahu'alam.