Video

Harapan dan persiapan dalam memikul mas’uliyah dakwah, tarbiyyah dan jihad.

Wednesday, May 28, 2008

Marilah kita meneliti beberapa ungkapan al Imam Hasan al Banna mengenai harapan dan persiapan dalam memikul mas’uliyah dakwah, tarbiyyah dan jihad.

Al Imam Hasan al Banna telah menyatakan di dalam tajuk ‘Apakah kita para aktivis?”

“Generasi muda adalah rahsia kehidupan umat dan sumber mata air kebangkitannya. Sesungguhnya sejarah umat adalah sejarah para tokoh yang dilahirkannya, yang memiliki fikrah yang kuat, dan hajat yang membara. Kuat atau lemahnya umat sesungguhnya diukur dari sejauhmana kemampuan ‘rahim’ umat untuk melahirkan tokoh-tokoh yang memenuhi syarat sebagai pelopor”

Al Imam Hasan al Banna juga telah mencurahkan rasa hatinya terhadap dakwah dan umat ini dengan ungkapn yang sangat menyentuh hati sebagaimana yang dicatatkan di bawah ini”

"Saya berkeyakinan bahawa sebaik-baik jiwa dalam memahami hakikat kebahagiaan, tolok ukurnya adalah sejauhmana ia dapat membahagiakan umat manusia dan dapat memberikan bimbingan kepada mereka. Adapun perasaan gembiranya juga bergantung kepada sejauhmana ia mampu menggembirakan mereka dan memberikan perlindungan kepadanya. Berkorban dalam rangka melakukan islah yang bersifat umum akan dihitung sebagai keuntungan dan ghanimah. Berjihad di jalan kebenaran dan petunjuk - sekalipun begitu sukar jalannya merupakan hiburan dan kenikmatan. Ia menembus ke dalaman hati sehingga dapat merasakan berbagai penyakit yang bersarang di dalamnya. Ia berada di tengah-tengah masyarakat sehingga dapat berkenalan dengan berbagai hal yang mengeruhkan beningnya kehidupan dan kebahagiaan mereka, selain mengenali juga apa-apa yang dapat menambah bening dan melipatgandakan kebahagiaannya itu. Tidak ada yang dapat membawa ke sana selain rasa cinta kasih terhadap umat manusia, lemah lembut terhadap mereka, dan keinginan yang kuat untuk mempersembahkan kebajikan bagi mereka. Kemudian ia harus berupaya agar hati yang sakit dapat sembuh, dada yang sesak dapat menjadi lapang dan terbuka, dan jiwa yang terbelenggu dapat kembali bebas. Ia tidak melihat saat yang lebih membahagiakan melebihi kebahagiaannya ketika ia dapat menyelamatkan umat manusia, lemah lembut terhadap mereka, dan keinginan yang kuat untuk mem-persembahkan kebajikan bagi mereka. Kemudian ia harus berupaya agar hati yang sakit dapat sembuh, dada yang sesak dapat menjadi lapang dan terbuka, dan jiwa yang terbelenggu dapat kemabli bebas. Ia tidak melihat saat yang lebih membahagiakan melebihi kebahagiaannya ketika ia dapat menyelamatkan umat manusia dari jurang kesengsaraan yang abadi mahupun sesaat, lalu dapat memberikan petunjuk kepadanya ke jalan istiqomah dan kebahagiaan"

"Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahawa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan, atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada yang telah mengharu-birukan hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah kepada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.

Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik wahai saudara-saudara tercinta. Sesaatpun kami tidak akan menjadi musuh kalian”

0 comments:

 
Tarbiyah Pewaris © 2011 | Designed by RumahDijual, in collaboration with Online Casino, Uncharted 3 and MW3 Forum