Hijrah… Sebagai Manhaj untuk Membangun Umat Risalah dari Dr. Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimun, 10/1/2008
Bismillah, was sholatu was salam ala Rasulillah wa man waalaah, …
Kita menyambut tahun baru hijrah yang memiliki banyak khabar gembira yang meliputi kita…
Betapa kita amat memerlukan pada hari ini memiliki azam dan kesungguhan untuk mengembalikan kemuliaan dengan semangat dan keteguhan jiwa!! Betapa kita perlu pada hari ini – sementara umat pada saat ini sudah menjadi pengekor bagi musuh-musuhnya - memulai langkah-langkah baru untuk membangunnya kembali!! Dan tahun baru hijrah datang dengan kesaksian-kesaksiannya dan peristiwa-peristiwanya merupakan sebuah manhaj yang memberikan ilham kepada para mukhlisin akan sebuah asas-asas bangunan; bahawa hijrah merupakan perpindahan dari fasa kesabaran terhadap siksaan di kota Makkah menuju fasa kesabaran terhadap dakwah dan pergerakan dalam risalah Islam. Hijrah dari fasa keimanan dan pembinaan individu menuju fasa pembangunan masyarakat dan pembentukan umat dengan syariat Allah SWT.
Pembentukan tersebut yang dimulai pada awalnya dengan keimanan yang benar dan kerja yang tiada henti.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Baqarah: 218).
Bukan bererti lari dan menghindar dari penghadangan (berhadapan dengan musuh), namun merupakan pemisahan antara kebenaran dan kebatilan dengan cara mujahadah (sungguh-sungguh), mengerahkan tenaga dan jiwa dan tadhiyah (pengorbanan), untuk mempersiapkan taktik lain dalam menghadapinya, kerana itu Allah menyamakannya dengan jihad di jalan Allah.
Sungguh langkah dan strategi ini tidak akan berjaya kecuali dengan mengikuti pendekatan hijrah dan adanya perasaan kebersamaan dengan Allah, tsiqoh yang sempurna akan kemenangan Allah di masa mendatang:
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (iaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita” (At-taubah: 40).
Dan pertolongan Allah bergantung pada apa yang dihadirkan oleh para generasi umat melalui pengorbanan dengan segala apa yang dimiliki, sekalipun kerosakan dan persekongkolan mengelilingi mereka; disaat mereka menghiasi diri dengan keinginan yang kuat dan semangat yang tinggi; kerana Allah berkuasa atas segala perkaranya…
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya” (Al-Anfal: 30).
Apakah kita memiliki hijrah yang sebenarnya?!
Hijrah dari keadaan yang lemah menuju penyerahan diri kepada Allah, hijrah dari kehinaan menuju kemuliaan untuk bergerak di jalan iman, hijrah dari kemalasan menuju kesungguhan menghadapi pelbagai tentangan kehidupan, hijrah dari kemunduran yang menghinakan menuju kemajuan dan kemuliaan; sehingga terwujud manhaj hijrah tersebut dalam membina generasi pemuda belia pemberani seperti Imam Ali RA, pemuda yang berani seperti sikap Abdullah bin Abu Bakar, lelaki yang berani berkorban seperti Suhaib, wanita yang memiliki peranan aktif dalam risalah seperti pemilik dua selendang (dzatu nithoqoin), keluarga yang taat seperti sikap keluarga Abu Salamah dan jamaah yang memiliki strategi dan persiapan dan membentuk manusia untuk berkorban dan bekerja di jalan Allah.
Dari situlah cahaya umat akan memancar kembali; jika terwujud hijrah yang sebenarnya; hijrah dari kezaliman menuju keadilan, dari kezaliman menuju persamaan, dari penindasan menuju kebebasan, dari kehinaan menuju kemuliaan, dari kenistaan menuju keperkasaan, yang dengannya dapat mengeluarkan diri dari pengikut pada projek-projek Zionis dan Amerika – yang telah membebani umat dengan banyak hutang kepada menuju kesempurnaan ajaran Islam dan ekonomi saling tolong menolong, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi SAW dengan membangun pasar Islam setelah hijrah, menghapus pengangguran dan mendirikan bangunan ekonomi kebersamaan; sehingga tidak ada kefakiran, tidak ada cara, tidak ada alasan dan tidak ada hijrah bagi setiap pemuda untuk lari dari kemiskinan menuju kematian!!
Hijrah dari keadaan lemah dan kekuasaan politik yang menindas dan zalim menuju meningkatnya keinginan yang kuat untuk membangun peradaban yang integral, terikat hubungan kemanusiaannya dengan Allah yang menguasai langit dan bumi, sehingga dapat menghindar dari buruknya lari dari perang dan perseteruan buta, jahatnya pembunuhan dan kekerasan, dan kejamnya perampasan dan penindasan hak.
Hijrah yang dapat meningkatnya umat dari ketidakbersamaan dan perpecahan menuju umat yang satu, diawali dari hijrah dalam piagam Madinah yang ditulis oleh Nabi SAW seperti: “inilah tulisan dari Muhammad sang nabi antara orang-orang yang beriman, kaum muslimin dari Quraisy dan Yatsrib, dan orang-orang yang mengikuti dan menyertai mereka serta berjuang bersama mereka.. mereka adalah umat yang satu dari seluruh manusia”.
Marilah kita bangkit; kerana hal tersebut tidaklah sulit
Betapa kita saat ini perlu untuk bangkit seperti bangkitnya umat dahulu; membawa tauhid yang murni yang dipersenjatai dengan ilmu yang tinggi, mengikuti warisan para nabi, menyeru dengan cara dialog dan kaedah serta pendekatan yang baik!!
Kita jadikan Islam sebagai sistem kehidupan; baik ekonomi, politik, sosial dan militer, kerana hal tersebut tidaklah sulit bagi umat yang memiliki sifat ini; Allah SWT berfirman yang bermaksud:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (Ali Imran: 110)
Apatah lagi terhadap umat yang dijadikan oleh Allah umat yang adil.
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (Al-Baqarah: 143).
Dan sungguh saya hairan dengan keadaan umat saat ini yang mengalami hijrah terhadap akal dan wawasan mereka terutama generasi penerusnya untuk dimanfaatkan oleh orang lain, dan menghalangi warganya untuk mendapatkan ilmu!!
Jadi, hijrah merupakan seruan membangun umat, mulai memperbaiki kedudukannya - sekalipun keadaan yang menyedihkan -; dari kehancuran dan peperangan, pecah belah dan penjajahan; kerana itu umat menuntutkan kita untuk berusaha dengan tiada henti sehingga pertolongan Allah akan datang - dalam waktu terdekat -:
“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)” (Al-Mu’min: 51)
Dan benarlah sabda Nabi SAW yang memberikan khabar gembira kepada kita hakikat ini:
“Sesungguhnya Allah telah memberikan kepadaku bumi maka aku melihat arah timur dan baratnya, dan sungguh umatku akan mencapai kerajaannya sebagaimana yang telah dinampakkan kepadaku darinya”. (HR. Muslim)
Harapan yang harus diwujudkan ini oleh kita – sebagai individu, masyarakat dan pemerintahan - adalah;
1. Kita harus memiliki ketsiqohan kepada tanggungjawab Deen, walaupun krisis yang mendera begitu kuat, dan yakin bahawa kemenangan umat tidak mustahil.
2. Setiap individu hendaknya bertanya pada dirinya sendiri: Apa peranan saya dalam pembangunan umat setelah terjadi kegagalan pada seluruh manhaj konvensional?! Khususnya di Negara-negara yang dibuatnya sebelum yang lainnya; dari sosialisme, fasisme dan kapitalisme, tidak ada manhaj bagi kita kecuali manhaj Islam dan merupakan satu-satunya projek dalam membangun umat.
Bagaimana kita merealisasikan manhaj Islam
Jika kita ingin merealisasikan manhaj Islam maka kita harus memulai dari hijrah; mentauladani rasul; kerana beliau merupakan tauladan kita; iaitu diawali dengan hijrahnya seseorang terusir dari kota Makkah - Nabi SAW dan sahabatnya - dengan menghadirkan jiwa pengorbanan dan diakhiri dengan tamkin (kejayaan) terhadap risalah yang dipikul oleh Nabi SAW; menuju risalah-risalah perbaikan terhadap raja-raja dan pemerintah lainnya yang ada dimuka bumi ini.
Jika kita ingin membangun umat atas dasar manhaj Islam maka kita harus memulai dari hijrah; dengan membentuk generasi seperti masa awal, berdasarkan pemahaman, kesedaran dan pengetahuan, baik laki-laki maupun perempuan.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka” (Al-Fath: 29).
Generasi yang teguh dengan cinta, kukuh dengan persaudaraan (ukhuwah)
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Ansar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Ansar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan” (Al-Hasyr: 9).
Dan generasi yang memenuhi janji dalam dakwahnya, mencintai kampungnya, yang selalu mengulang ungkapan Nabi SAW:
“Demi Allah, sungguh aku sangat tahu bahawa engkau adalah sebaik-baik bumi Allah, dan bumi yang paling dicintai kepada Allah, sekiranya jika wargamu tidak mengusirku darimu maka aku tidak akan keluar”.
Saya berterus terang kepada kalian
Saya berterus terang kepada kalian bahawa pembangunan umat berawal pada:
1. Hijrah individu; (kerana makna)
“orang yang berhijrah adalah yang mampu menghijrahkan dirinya terhadap apa yang dilarang Allah” (HR. Bukhari)
Dari sinilah kita memulai sebuah perubahan; melalui taubat dan meninggalkan maksiat dan dosa;
“Tidak akan berhenti hijrah hingga berhenti taubat, dan tidak akan berhenti taubat hingga matahari terbit dari arah barat”. (HR. Abu Daud)
2. Hijrah secara jamaah dan Negara… iaitu berhijrah dari saling mencela dan mencaci, melakukan pembunuhan, kezaliman, kebatilan dan segala yang dimurkai Allah; ketika Nabi SAW ditanya:
“Hijrah apakah yang paling utama wahai Rasulullah: beliau menjawab: hijrah dari apa yang dibenci Allah”.
Jika seluruh isi dunia melakukan hijrah kepada Allah - kerana para nabi seluruhnya juga melakukan hijrah kepada Allah -, dan pada hari ini Zionis telah merampas negeri kita, berkorban dengan harta dan kedudukan mereka; dengan alasan “al-hijrah” namun untuk melakukan kerosakan, penjajahan dan perampasan, Amerika menjajah negeri kita untuk merampas kekayaan kita dan menguasai sumber daya kita.. apakah telah datang kepada kita saatnya hijrah kepada Allah secara hakiki, sehingga dapat kita umumkan dengan lantang: Hijrah kepada Allah untuk membebaskan negeri dan melawan serta menghadapi kezaliman, kerosakan dan penindasan?! Sabda Nabi saw.:
“Maka barangsiapa yang hijrahnya (ingin mendapat keridhaan) Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya dan barangsiapa yang hijrahnya kerana dunia yang dikehendakinya dan wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan”.
Salawat dan salam atas nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan akhir doa kita adalah bahawa segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam.
Penterjemah: Abu Ahmad