Saudara-saudara!
Hal pertama yang wajib diketahui oleh setiap Muslim ialah: Siapa yang dinamakan Muslim dan apa ertinya menjadi seorang Muslim? Bila seorang manusia tidak tahu apa yang disebut manusia dan apa perbezaan antara manusia dengan binatang, tentulah ia akan melakukan perbuatan-perbuatan seperti binatang dan tidak menghargai dirinya sebagai seorang manusia. Sama halnya, bila seorang Muslim tidak tahu erti yang sebenarnya dari menjadi seorang Muslim dan apa bezanya seorang Muslim dengan seorang bukan Muslim, maka ia akan berbuat seperti seorang yang bukan Muslim dan tidak akan merasakan kebanggaan menjadi seorang Muslim. Ini kerana itu setiap Muslim dan anak dari setiap Muslim harus diajar apa ertinya menyebut dirinya sebagai Muslim, dan perbezaan apa yang timbul dalam kedudukannya sesudah ia menjadi Muslim. Tanggungjawah apa yang dipikulnya dan apa batas-batas yang diberikan oleh Islam supaya seseorang tetap dapat dianggap seorang Muslim dan apabila ia melanggar batas-batas tersebut maka tidak dapat lagi disebut seorang Muslim, meskipun ia mengatakan bahawa dirinya adalah seorang Muslim.
MAKNA ISLAM
Islam bermakna: kepatuhan dan kerajinan menjalankan kewajipan kepada Allah. Islam bermakna memasrahkan diri kepada Allah. Islam bermakna mengorbankan kebebasan dan kemerdekaan diri sendiri demi Allah. Islam bermakna menyerahkan diri di bawah kekuasaan kerajaan dan kedaulatan Allah. Seseorang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah adalah seorang Muslim, dan seorang yang mempercayakan urusan-urusannya kepada dirinya sendiri atau kepada siapapun selain Allah bukanlah seorang Muslim. Mempercayakan segala urusan kepada Allah bererti menerima bimbingan Allah yang diberikan melalui Kitab SuciNya dan bimbingan yang diberikan oleh RasulNya, dengan tidak mengajukan keberatan sedikit pun kepada keduanya. Selanjutnya hanya Al-Qur'an dan Sunnah Rasul sajalah yang wajib diikuti dalam setiap masalah kehidupan. Sekali lagi yang dapat dinamakan seorang Muslim hanyalah orang yang rela mengenepikan pemikirannya sendiri, adat kebiasaan masyarakat dan dunia serta nasihat-nasihat dari orang lain, selain nasihat dari Allah dan RasulNya. Seorang Muslim adalah orang yang dalam setiap persoalan selalu merujuk kepada Kitab Allah dan kata-kata RasulNya, untuk mengetahui apa yang mesti ia dilakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan.
Seorang Muslim adalah orang yang mahu menerima tanpa sebarang ragu-ragu apa saja petunjuk yang didapatinya dari Allah dan RasulNya, dan menolak apa sahaja yang dilihatnya bertentangan dengan petunjuk Allah dan RasulNya, kerana ia telah mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Dan tindakan mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Allah inilah yang menjadikan seseorang itu dapat disebut seorang Muslim. Sebaliknya, seseorang tidaklah dapat dinamakan seorang Muslim bila ia tidak bergantung pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, tetapi melaksanakan apa yang dikatakan oleh fikirannya sendiri, atau mengikuti apa yang diperbuat oleh nenek moyangnya, atau menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya dan oleh orang-orang di dunia pada umumnya, tanpa mencari petunjuk dalam Al-Qur'an dan Sunnah tentang bagaimana menyelesaikan urusan-urusannya, atau bila ia tahu apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah tetapi ia berkeberatan untuk menurutinya dengan mengatakan: "Ah, ini tidak sesuai dengan akal fikiran saya, kerana itu saya tidak boleh menerimanya", atau "Kerana ajaran Al-Qur'an dan Sunnah ini bertentangan dengan ajaran nenek moyang saya, maka saya tidak akan mengikutinya", atau "Kerana masyarakat dan orang-orang di seluruh dunia tidak menyetujui ajaran al-Qur'an dan Sunnah, maka saya juga tidak akan menyetujuinya". Orang yang berpandangan seperti ini tidak dapat dinamakan seorang Muslim, dan bila ia menyatakan bahawa dirinya adalah seorang Muslim, ia hanyalah seorang pendusta.
Rujukan: Manhaj Hidup Muslim, Syeikh Abul A’la Al-Maududi